Rabu, 31 Oktober 2012

Kontrasepsi


METODE KONTRASEPSI



  1. Pengertian  Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
Dalam memberikan asuhan kebidanan salah satunya seorang bidan dapat memberikan asuhan tentang keluarga berencana yang meliputi metode kontrasespsi, jenis-jenis kontrasepsi serta kekurangan dan kelebihannya.
 Metoda kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan usia subur secara rasional berdasarkan fase-fase kebutuhan seperti :
·         Masa menunda kehamilan, sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 th. Kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah pil KB, AKDR.
·         Masa mengatur/menjarangkan kehamilan, umur terbaik untuk melahirkan adalah 20-30th. Kontrasepsi yang cocok dan disarankan untuk kondisi ibu adalah suntik KB, pil KB,implan.
·         Masa mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi, sebaiknya saat sudah mempunyai 2anak dan umur istrinya lebih dari 30th. Kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metoda kontap, AKDR, implan, suntik KB, pil KB.
  1. Jenis-jenis pelayanan dalam KB
Dalam memberikan pelayanan KB bidan mempunyai beberapa pandangan yang membedakan jenis-jenis metoda kontrasepsi sehingga para pengguna dan tenaga kesehatan dapat mengetahui kontresepsi secara baik, misalnya antara metoda kontrasepsi sementara dan metoda kontrasepsi permanen. Pengelompokan lain, adalah :

larutan desinfektan


MEMBUAT  LARUTAN DESINFEKTAN

Jenis desinfektan
·         Sabun yang mempunyai daya antiseptic , misalnya asepso, sopoderm.
·         Lisol
·         Kreolin
·         Savlon
·         Betadin
CARA MEMBUAT
1.       Larutan sabun
Untuk mencuci tangan dan peralatan, spt : alat tenun, logam, kaca, karet/plastic, kayu bercat dan berlapis formika
Alat :
1.       Sabun padat, sabun krim, sabun cair
2.       Gelas ukur/ spuit
3.       Timbangan
4.       Pisau/sendok makan
5.       Alat pengaduk
6.       Air panas/ hangat
7.       Ember/ baskom
Prosedur pelaksanaan :
a.       Larutan dari sabun krim/ padat
Masukan sabun padat sekurang2nya 4 gr ke dalam ember berisi 1 liter air panas / hanagat, lalu aduk sampai larut
b.      Larutan dari sabun cair
Campur  3 cc sabun cair dalam ember berisi 1 liter air hangat, kemudian aduk sampai rata
2.       Larutan Lisol dan Kreolin
Kegunaan :
1.       Lisol 0.5 %    : mencuci tangan
2.       Lisol 1 %       : desinfektan peralatan perawatan / ledokteran
3.       Lisol 2-3 %   : merendam peralatan yang digunakan pasien pengidap penyakit menular, selama 24 jam
4.       Kreolin          : mendesinfeksi lantai
5.       Kreolin 2 %  : mendesinfeksi lantai kamar mandi/WC/spulhok
Persiapan alat :
·         Larutan lisol
·         Gelas ukur
·         Ember berisi air
·         Ember / baskom
·         Kreolin
Prosedur pelaksanaan :
1.       Larutan lisol / kreolin 0.5 %
Campurkan 5 cc lisol atau kreolin ke dalam 1 liter air
2.       Larutan lisol / kreolin 2 % / 3 %
Campurkan  20 cc sampai 30 cc ke dalam 1 liter air

3.       LARUTAN SAVLON
Kegunaan :
1.       Savlon 0.5 %               : mencuci tangan
2.       Savlon 1 %                   : merendam peralatan perawatan/ kedokteran
Persiaupan alat :
1.       Savlon
2.       Gelas ukur
3.       Ember / baskom
4.       Ember berisi air secukupnya
Prosedur pelaksanaan :
1.       Larutan Savlon 0.5 %
Campur 5 cc savlon ke dalam 1 liter air
2.       Membuat savlon 1 %
Campurkan 10 cc savlon ke dalam 1 liter air

Rabu, 17 Oktober 2012

KTI Persalinan dg Lilitan Tali Pusat

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Persalinan adalah proses  dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. (JNKP-KR, 2008)
Persalinan dan kelahiran merupakan kajadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peran keluarga adalah memberi bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan batuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan (Sumarah, Yani dan Nining, 2008; h.1)